Translate

Senin, 17 Desember 2012

Cara Kreatif Promosi Produk Baru versi Kompas

Pebisnis pemula harus yakin dan berani mempromosikan produk baru. Kreativitas pebisnis menjadi kunci sukses menggaet pasar di tengah persaingan usaha yang semakin kompetitif. 

Betsy Monoarfa dari Gabungan Pengusaha Makanan & Minuman Indonesia (GAPMMI) menyarankan pebisnis pemula untuk jeli melirik pasar yang belum digarap oleh pesaingnya. 

Strategi lain yang tak kalah penting untuk mempromosikan produk baru adalah dengan terlibat aktif atau membangun komunitas usaha. 

"Dengan bergabung dalam komunitas, pebisnis lebih mudah mempromosikan produk barunya. Produk baru Anda bisa ditawarkan kepada pasar potensial secara kolektif bersama produk anggota komunitas lainnya. Cara ini juga memudahkan pebisnis dalam membeli bahan baku untuk mengatasi masalah biaya produksi yang tinggi. Dengan membeli bahan baku secara kolektif melalui komunitas usaha, harga jual produk lebih kompetitif. Salah satu kesulitan produk dalam menggaet pasar adalah harga jual yang tinggi karena biaya produksi tinggi akibat dari pembelian bahan baku dalam jumlah kecil," papar Betsy dalam talkshow seputar UKM pada SMESCO UKM Food & Packaging Expo 2010 beberapa waktu lalu.
Agar produk baru Anda diterima dan mulai dilirik pasar, ikuti saran Betsy dalam berpromosi:

Kerja sama pemasaran dengan hotel
Dengan tergabung dalam komunitas usaha, Anda bisa memasarkan produk bersama sejumlah produk lainnya yang bervariasi melalui hotel. Tentunya, Anda juga perlu menganalisa pasar, apakah produk serupa sudah dipromosikan melalui hotel yang menjadi sasaran Anda. 

"PHRI (Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia) bisa menjadi sarana promosi produk. Hubungi PHRI, bangun kerja sama promosi produk, agar produk Anda bisa dipasarkan melalui sejumlah hotel anggotanya," saran Betsy.

Pada kesempatan terpisah, Cyprianus Aoer, Executive Director PHRI mengatakan PHRI membuka kesempatan kepada pelaku usaha untuk menjalankan kerja sama promosi melalui hotel anggotanya. 

Menurut Cyprianus, pariwisata juga memberikan peluang promosi usaha produk lokal. Hotel sebagai salah satu sarananya, bisa menjadi mitra bisnis pelaku usaha di sekitar lokasi hotel tersebut berdiri. Apalagi jika produk tersebut mengangkat kekhasan daerah setempat. Ini akan menjadi nilai jual tersendiri sekaligus promosi wisata daerah. 

"Datang saja ke hotel setempat dengan membawa sampel produk untuk membicarakan peluang kerja sama yang tepat," papar Cyprianus kepada Kompas Female beberapa waktu lalu di sela seminar seputar pariwisata.

Komunikasi dengan baik kepada pelanggan
Komunikasi yang buruk menyebabkan kegagalan pemasaran produk baru bagi pebisnis pemula. Karenanya, pebisnis pemula perlu mengasah keterampilan berkomunikasi untuk kebutuhan pemasaran dan promosi produk. Ketika mengenalkan produk kepada segmen pasar potensial, Anda mengandalkan kemahiran berkomunikasi, kata Betsy. 

Berikan informasi produk selengkap-lengkapnya
Pebisnis pemula harus lebih kreatif dalam segala hal. Termasuk dalam menggali keunikan dan keunggulan produknya. Berikan informasi selengkap-lengkapnya kepada konsumen seputar produk Anda. Dengan begitu, konsumen mendapat pesan yang jelas tentang manfaat atau keunikan produk Anda. 

Menggali informasi produk lebih mendalam, lalu menyebarkannya kepada konsumen merupakan salah satu cara membangun imej. Kreativitas pemasaran lagi-lagi dibutuhkan di sini. Tak ada yang bisa membatasi Anda untuk bereksplorasi dengan berbagai media informasi, dan cara-cara kreatif unik yang khas. Kembali lagi kepada prinsip awal, kreatif dan berani.

get!! Pemasaran Produk Informasi

get!! Pemasaran Produk Informasi

ANALISIS PRODUK IKAN TUNA OLAHAN (Suatu penelitian DI PT. Betel Citra Seyan Gorontalo)


Posisi daur hidup produk yang dihasilkan oleh PT. Betel Citra Seyan Gorontalo secara keseluruhan jenis produk yang ada mengalami masa perkenalan pada tahun 2000-2001. Pada tahun 2002 mengalami masa pertumbuhan dengan volume penjualan secara fisik sebesar 59.302,90 Kg, hal ini diakibatkan karena
masih  difokuskan  pada  jenis  Ikan  Tuna  Loins.  Sedangkan  masa  kematangan terjadi pada tahun 2003 dengan volume penjualan sebesar 71.976,65 Kg, hal ini dikarenakan  jenis  ikan  yang  dijual  menjadi  4  (empat)  jenis  yakni:
Loins, Poki/Strip, Saku dan lain-lain. Namun pada tahun 2004, volume penjualan secara fisik yang dilakukan pihak perusahaan mengalami masa penurunan. Penurunan ini diakibatkan antara lain: kondisi musim, kapasitas tangkap bahan baku yang relatif menurun, ketatnya persaingan, potensi laut teluk tomini semakin menurun, dan lain-lain.


Rekomendasi:
Untuk kembali ke tahap pertumbuhan dan kematangan, pihak perusahaan PT. Betel Citra Seyan harus lebih intensif melakukan penerapan marketing mix, meningkatkan  produktifitas  nelayan,  melakukan  kegiatan  budidaya  yang diseimbangkan  dengan  kegiatan  tangkap,  melakukan  kemitraan  yang  dapat meningkatkan  kapasitas produksi serta  penerapan  strategi yang baik  sehingga dapat meningkatkan volume penjualan.

About teori Product Life Cycle


Tahap Daur Hidup Produk Barang Dan Jasa atau sering disebut dengan  Product Life Cycle  adalah bagian dari manajemen Produk & Harga.  Setiap produk biasanya mengalami kelahiran dan kematian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu produk bisa saja pada suatu waktu sangat disukai banyak orang dan laku keras, namun di lain waktu produk itu tidak laku lagi dijual. Jadi pengertian daur hidup produk yaitu tahapan suatu produk mulai dari lahir, tumbuh, dewasa dan mati.
Setiap produk memiliki masa daur hidup produk yang berbeda. Produk elektronik biasanya memiliki rentang waktu yang sempit alias cepat mati sedangkan produk seperti makanan dapat bertahan lebih lama. Contohnya handphone “nokia” tipe tertentu akan dibatasi jumlah yang dibuat dalam beberapa tahun, lalu membuat tipe hp lainnya. Minuman aqua sudah puluhan tahun memimpin pasar dan masih berada dalam kondisi antara pertumbuhan dengan dewasa.
Langkah / Tahap Dalam Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Pada tahap ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu sehingga dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target pasar dengan berbagai cara.
2. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Ketika berada pada tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk yang perusahaan buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity)
Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai dengan tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung akan turun jika tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan para pedagang. Karena sudah banyak pesaing, para pedagang mulai meninggalkan persaingan dan yang baru tidak akan banyak terlibat karena jumlah konsumen yang tetap dan cenderung turun.
4. Tahap Penurunan (Decline)
Pada kondisi decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih ke produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.
Antisipasinya:
Beberapa teknik atau cara untuk memperpanjang daur hidup produk :
  1. Meningkatkan Konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk meningkatkan penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh : untuk hasil maksimal gunakan pasta gigi sepanjang bulu sikat, apa pun makannya minumnya teh botol sosro, memakai sampo setiap hari membuat rambut sehat, dsb.
  2.  Mencari fungsi lain produk dari biasanya. Contoh seperti teh tidak hanya untuk ngeteh saja tapi dapat dibuat kreasi menjadi minuman yang lebih kompleks.
  3. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan, takaran, ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Contoh misal seperti produk unilever yang biasanya terus menerus mengganti isi pepsodent beserta kemasannya agar selalu tampil baru dan segar.
  4. Mencari target konsumen baru.
Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara membidik segmen pasar baru untuk dibujuk untuk menjadi pelanggan. Contoh: rokok sampoerna hijau yang tadinya membidik golongan menengah ke bawah kini mulai membidik golongan menengah ke atas untuk memperluas segmen pasar.